BAB I
PENDAHULUAN
Aliran
klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permukaan abad ke 19 yaitu dimasa
revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya
perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan
menurut aliran klasik, ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara
kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan
teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi
sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan. Kemajuan teknologi
mula-mula disebabkan oleh adanya akumulasi kapital atau dengan kata lain
kemajuan teknologi tergantung pada pertumbuhan kapital.
Teori-teori mengenai pembangunan
ekonomi telah dikemukakan oleh beberapa para ahli ekonomi baik yang berasal
dari aliran kalsik, neo klasik, maupun sesudahnya. Pada umumnya
teori-teori pembangunan ekonomi yang dikemukakan pada tahun sekitar 1950 an
atau sebelumnya dikenal dengan teori ekonomi aliran klasik dan neo klasik,
sedang teori ekonomi yang dikemukakan sesudah tahun 1950 an dinamakan aliran
Post Keynesian. Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah teori dasar klasik tentang pembangunan ekonomi.
Teori-teori perkembangan dari beberapa pengamat aliran klasik, diantaranya adalah : 1. Adam Smith, 2. David Ricardo, 3. Thomas Robert Malthus, 4. John Stuart Mill
Teori-teori perkembangan dari beberapa pengamat aliran klasik, diantaranya adalah : 1. Adam Smith, 2. David Ricardo, 3. Thomas Robert Malthus, 4. John Stuart Mill
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
teori dasar klasik dalam pembangunan ekonomi ?
2. Bagaimana
inti dari teori dasar klasik dalam pembangunan ekonomi ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui teori dasar klasik dalam pembangunan ekonomi!
2. Untuk
mengetahui inti dari dasar teori klasik dalam pembangunan ekonomi!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Dasar Klasik Tentang Pembangunan Ekonomi
Teori
klasik atau bisa juga disebut aliran klasik muncul akhir abad ke 18 dan permulaan
abad ke 19. Pada umumnya para ahli
ekonomi yang mengemukakan teorinya pada sekitar abad tersebut, dinamakan kaum
klasik. Aliran klasik sendiri dalam
sejarahnya ada dua yaitu: alioran Klasik dan aliran Neo Klasik. Yang termasuk
aliran klasik adalah mereka yang mengemukakan teorinya sebelum tahun 1870 an,
yang termasuk dalam golongan ini adalah Adam Smith, Robert Malthus, David
Ricardo dan John Stuart Mill.
1. Teori
pembangunan Adam Smith
Teori Adam Smith
Adam smith adalah ahli ekonomi klasik yang dianggap
paling terkemuka. Karyanya yang sangat terkenal, adalah sebuah buku yang
berjudul An Inquiry the nature and cause of the wealth of nations yang
diterbitkan 1776, terutama menyangkut permasalahan pembangunan ekonomi.
Dasar falsafah adalah bahwa tata susunan masyarakat
agar didasarkan atas hukum alam yang secara wajar berlaku dalam dunia nyata.
Perlu pembagian bidang kegiatan dan spesialisasi. Kebebasan individu dan
kemandiriannya akan membawa keserasian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Smith adalah seorang guru besar dalam ilmu filsafat yang kemudian tertarik
dengan paham naturalis. Pengalamannya, dari sekolah yang dilaluinya, maupun
dari perkenalan dengan cendekiawan besar pada zamannya (terutama dalam
perjalanannya ke Eropa), makin mematangkan gagasannya tentang filsafat ekonomi
yang dikembangkannya kemudian. Menurut Smith perilaku manusia mempunyai motif
cinta terhadap diri sendiri, simpati, ingin merdeka, rasa sopan- santun, senang
bekerja dan senang untuk saling tukar-menukar.
Inilah landasan pembahasan teori-teoriAdam Smith. Sistem ekonomi yang mengoperasionalkan
dasar-dasar itu adalah ekonomi dengan persaingan bebas, yang diatur oleh tangan
yang tersembunyi. Pemerintah bertugas dalam bidang keamanan yang melindungi
rakyatnya, menegakkan keadilan, dan menyiapkan prasarana dan kelembagaan umum.
Proteksi dalam berbagai kegiatan ekonomi ditiadakan,
monopoli dihapuskan, dan setiap orang tahu apa yang terbaik untuk dirinya dan
apa yang sebaiknya dipertukarkan bagi orang lain, sehingga kekayaan bangsa
dapat meningkat. Teori nilai yang digunakan Smith adalah teori biaya produksi,
walaupun semula dia menggunakan teori nilai-nilai tenaga kerja. Barang
mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Biaya produksi menentukan harga relatif
barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga dasar.
Dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah. Namun
demikian, dengan teori nilai tersebut, timbul persoalan diamond-water paradox.
Adam Smith telah merintis teori produksi dan
distribusi fungsional. Sumber kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja yang
keterampilannya berbeda-beda dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan
pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa
untuk tuan lahan. Namun, dalam pembahasan Smith belum terlihat masalah konflik,
oleh karena dasar persaingan yang harmoni. Dalam pembahasan telah disinggung
kemungkinan tingkat sewa akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun. Dengan
anggapan berlaku dana-upah dan lahan lama kelamaan menjadi kurang subur, sedang
dengan persaingan tingkat laba menurun akhimya kegiatan ekonomi mencapai tahap
stationer.
Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna
dalam usaha meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan
spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dan hal
ini akan meningkatkan permintaan dan perluasan pasar dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Namun, pembagian kerja juga mempunyai kerugian sosial,
oleh karena suasana kerja yang monoton. Beberapa pemikiran Smith mengalami
ketidaktaatan asas, dan justru hal ini menjadi tugas ahli-ahli dan pemikir
berikutnya untuk memperbaiki, dan mengembangkannya.
a. Hukum alam
Adam Smith meyakini berlakunya doktrin “hukum alam”
dalam persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang sebagai hakim yang paling
tahu akan kepentingannya sendiri yang sebaiknya dibiarkan dengan bebas mengejar
kepentingannya itu demi keuntungannya sendiri. Dalam mengembangkan kepentingan
pribadinya itu, orang akan memerlukan barang-barang keperluan hidupnya
sehari-hari. Dalam melakukan ini, setiap individu dibimbing oleh suatu”kekuatan
yang tidak terlihat “yaitu pasar persaingan sempurna yang merupakan mekanisme
menuju keseimbangan secara otomatis, cenderung untuk memaksimumkan
kesejahteraan nasional.
b. Pembagian
kerja
Pembagian kerja adalah titik permulaan dari teori
pertumbuhan ekonomi Adam Smith, yang meningkatkan daya produktivitas tenaga
kerja. Ia menghubungkan kenaikan itu dengan:
1.
Meningkatkan keterampilan kerja.
2.
penghematan waktu dalam memproduksi barang.
3.
penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga.
Penyebab yang terakhir dari kenaikan
produktivitas ini bukan berasal dari tenaga kerja tetapi dari modal. Apa yang
mengarahkan pada pembagian kerja adalah kecendrungan tertentu pada sifat
manusia, yaitu kecendrungan untuk tukar-menukar, barter dan mempertukarkan
suatu barang dengan barang lainnya. Akan tetapi, pembagian kerja tergantung
pada besarnya pasar. Salah satu pemeo terkenal “pembagian kerja dibatasi oleh
luasnya pasar.
c. Proses pemupukan modal
Smith menekankan, pemupukan modal
harus dilakukan lebih dahulu daripada pembagian kerja. Ia menulis: ”karena
pemupukan stok dalam bentuk barang harus lebih dulu dilakukan sebelum pembagian
kerja, maka pekerjaan hanya dapat dibagi lebih lanjut secara seimbang, jika
stok lebih dulu diperbesar.” Seperti ahli ekonomi modern, Smith menganggap
pemupukan modal sebagai satu syarat mutlak bagi pembangunan ekonomi; dengan
demikian permasalahan pembangunan ekonomi secara luas adalah kemampuan manusia
untuk lebih banyak menabung dan menanam modal. Oleh karena itu cara yang paling
cepat adalah menanamkan modal sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
penghasilan yang paling besar kepada seluruh penduduk agar mereka sanggup
menabung sebanyak-banyaknya. Dengan demikian tingkat investasi akan ditentukan
oleh tingkat tabungan dan tabungan yang sepenuhnya diinvestasikan. Sebagaimana
dikatakan Smith; “bagian yang ditabung tiap tahun oleh seseorang dengan segera
dipergunakan sebagai modal.”
Mengapa para pemilik modal
menanamkan modal? Menurut Smith, investasi dilakukan karena para pemilik modal
mengharapkan untung, dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada iklim
investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata.
d. Agen pertumbuhan
Menurut Smith, para petani, produsen
dan pengusaha merupakan agen kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Adalah
perdagangan bebas yang mendorong mereka memperluas pasar, yang pada gilirannya
memungkinkan pembangunan ekonomi. Fungsi ketiga agen ini saling berkaitan erat.
Bagi Smith pembangunan pertanian mendorong peningkatan pekerjaan konstruksi,
dan perniagaan. Pemupukan modal dan pembangunan ekonomi terjadi karena
tampilnya para petani, produsen dan pengusaha.
Proses pertumbuhan. Schumpeter
menjelaskan pendekatan pertumbuhan ekonomi Adam Smith sebagai berikut: “dengan
menganggap benar faktor-faktor kelembagaan, politik dan alam, Smith berangkat
dari asumsi bahwa suatu kelompok sosial (atau suatu bangsa) akan mengalami laju
pertumbuhan ekonomi tertentu yang tercipta karena naiknya jumlah mereka dan
melalui tabungan. Ini mendorong “meluasnya pasar” yang pada gilirannya
meningkatkan pembagian kerja dan dengan demikian meningkatkan produktivitas.
Menurut Smith, proses pertumbuhan ini
bersifat menggumpal (kumulatif). Apabila timbul kemakmuran sebagai akibat
kemajuan dibidang pertanian, industri manufaktur, dan perniagaan, kemakmuran
itu akan menarik pada pemupukan modal, kemajuan tekhnik, meningkatnya
penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja dan kenaikan keuntungan secara
terus-menerus.
PENILAIAN
Teori Smith memberikan sumbangan
yang besar dalam menunjukkan bagaimana pertumbuhan ekonomi terjadi dan
faktor-faktor serta kebijaksanaan apa yang menghambatnya. Khusus dalam
kaitannya dengan petani, pedagang dan produsen, ia menunjukkan betapa arti
penting menabung dan memupuk modal serta pentingnya proses pertumbuhan yang
berimbang.
1. Pembagian
masyarakat secara luas.
2. Alasan yang
tidak adil bagi kegiatan menabung.
3. Asumsi yang
tidak realistis tentang persaingan sempurna.
4. Pengabaian
wiraswasta (pengusaha).
5. Asumsi yang
tidak realistis tentang keadaan stasioner.
2. Teori pertumbuhan
Ricardian
Teori Ricardo
Seperti halnya Smith, David Ricardo
juga mengungkapkan pandangannya mengenai pembagunan ekonomi dengan cara yang
tidak sistematis dalam bukunya the principles of political economy and
taxation diterbitkan 1917. Buku dari David Ricardo adalah
“The Principles of Political Economy and Taxation” (1917).
Asumsi teori
Ricardo. Teori-teori Ricardian diasumsikan pada asumsi bahwa:
a) Seluruh
tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam pertanian
membantu menentukan distribusi industri;
b) “law of diminishing
return”berlaku bagi tanah;
c) Persediaan
tanah adalah tetap;
d) Permintaan
akan tanah benar-benar inelastis;
e) Buruh dan
modal adalah masukan yang bersifat variabel;
f) Keadaan
pengetahuan teknis adalah tertentu (given);
g) Seluruh
buruh dibayar dengan upah yang cukup untuk hidup secara minimal;
h) Harga
penawaran buruh adalah tertentu dan tetap;
i) Permintaan
akan buruh tergantung pada pemupukan modal; dan bahwa baik harga permintaan
maupun penawaran buruh tidak tergantung pada produktivitas marginal tenaga
kerja.
j) Terdapat
persaingan yang sempurna;
k) Pemupukan
modal dihasilkan dari keuntungan.
Berdasarkan asumsi tersebut, Ricardo
membangun teorinya tentang saling hubungan antara tiga kelompok dalam
perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis dan buruh. Kepada mereka inilah
keseluruhan hasil tanah dibagi-bagikan.
1. Pembagian sewa keuntungan dan upah
Dengan hasil gandum tertentu, andil masing-masing
kelompok dapat ditentukan. Sewa per unit buruh adalah perbedaan antara produk
rata-rata dan produk marginal. Atau keseluruhan sewa sama dengan perbedaan
antara produk rata-rata dengan produk marginal dikalikan dengan banyaknya
tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam pengolahan tanah.
2. Proses pemupukan modal
Menurut Ricardo, pemupukan modal merupakan keuntungan,
sebab keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal.
Pemupukan modal tergantung pada 2 faktor: pertama, kemampuan untuk
menabung. Kedua, kemauan untuk menabung
3. Tingkat keuntungan
Tingkat keuntungan = keuntungan/upah (keuntungan
dibagi upah). Tingkat keuntungan sama dengan rasio keuntungan terhadap modal
yang digunakan. Tetapi karena modal hanya terdiri dari modal kerja, maka
keuntungan sama dengan rekening upah. Sepanjang tingkat keuntungan positif,
pemupukan modal akan berlanjut.
4. Kenaikan upah
Ricardo mencoba menunjukkan bahwa hanya dalam kondisi
lain pemupukan modal akan mengurangi keuntungan. Didalam sistem Ricardo, upah
memainkan peranan aktif dalam menentukan pendapatan antara modal dengan buruh.
Tingkat upah meningkat bila harga barang yang dibutuhkan buruh meningkat.
5. Berkurangnya keuntungan pada
industri lain
Menurut Ricardo “keuntungan petani menentukan
keuntungan seluruh usaha yang lain. Karena itu tingkat keuntungan uang yang
diperoleh dari modal harus sama dengan keseimbangan, baik dalam pertanian
ataupun dalam industri.
6. Sumber lain pemupukan modal
Menurut Ricardo, pembangunan ekonomi tergantung pada
perbedaan antara produksi dan konsumsi. Karena itu ia menekankan pentingnya
peningkatan produksi dan pengurangan konsumsi. Dalam istilah Ricardo”modal
dapat dinaikkan dengan cara menaikkan produksi atau dengan mengurangi konsumsi
yang tidak produktif.
1.
Pajak, adalah sumber pemupukan modal yang ada ditangan
pemerintah. Menurut Ricardo, pajak dikenakan hanya untuk mengurangi konsumsi
yang berlebihan.
2.
Tabungan, dibanding pajak, Ricardo lebih menyetujui
pemupukan modal melalui tabungan. Tabungan dapat dibentuk dengan cara menghemat
pengeluaran, memproduksi lebih banyak, dan dengan meningkatkan tingkat
keuntungan serta mengurangi harga barang.
3.
Perdagangan bebas. Ricardo membela adanya perdagangan
bebas. Perdagangan bebas merupakan faktor penting bagi pembangunan ekonomi
suatu Negara. Keuntungan dapat terus-menerus tinggi.
PENILAIAN
Ricardo adalah pelopor ahli ekonomi modern dan pendapatnya mengenai pertumbuhan
ekonomi telah dianut oleh banyak kalangan. Pendapat-pendapatnya adalah sebagai
berikut:
1. Pembangunan
pertanian.
2. Tingkat
keuntungan.
3. Pentingnya
tabungan.
4. Perdagangan
luar negeri.
5. Teori
dinamis.
3.
Teori Malthus mengenai pembangunan ekonomi
Teori Malthus
Konsep pembangunan. Malthus
tidak menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya. Malahan
proses pembangunan ekonomi memerlukan berbagai usaha yang konsisten dipihak
rakyat. Jadi menurut Malthus proses pembangunan adalah suatu proses naik
turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar-tidaknya aktivitas
ekonomi.
Malthus menitikkan perhatian pada
“perkembangan kesejahteraan”suatu Negara yaitu pembangunan ekonomi yang dapat
dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu Negara.
1. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan
ekonomi
Pada bukunya principles of political economy,
Malthus lebih realitas dalam menganalisa pertumbuhan penduduk dalam kaitannya
dengan pembangunan ekonomi dibandingkan pada bukunya essay of population. Menurut
Malthus pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan
ekonomi. Malahan, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan.
2. Peranan produksi dan distribusi
Malthus menganggap produksi dan distribusi sebagai
“dua unsur utama kesejahteraan”.jika keduanya dikombinasikan pada proporsi yang
benar, ia akan dapat meningkatkan kesejahteraan suatu Negara dalam waktu
singkat.
3. Faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi
Malthus mendefinisikan problem pembangunan ekonomi
sebagai sesuatu yang menjelaskan perbedaan antara gross national product
potensial (kemampuan menghasilkan kekayaan) dan gross national product actual
(kekayaan actual).
PENILAIAN
Teori Malthus mempunyai kelemahan tertentu:
1. Stagnasi sekuler
tidak melekat pada akumulasi modal.
2. Pandangan
negatif terhadap akumulasi modal.
3. Komoditi
tidak dipertukarkan dengan komoditi secara langsung.
4. Konsumen
tidak produktif memperlambat kemajuan.
5. Dasar
tabungan bersisi satu.
4. Teori Mill mengenai pembangunan
ekonomi
Teori John Stuart Mill
Pada intinya teori pembangunan ekonomi dari John Stuart Mill ini
sependapat dengan Adam Smith, bahwa spesialisasi atau pembagian kerja akan
mempertinggi keahlian pekerja, memperbaiki organisasi produksi dan mendorong
dilakukannya inovasi sehingga akan mempertinggi tingkat produktivitas dan
mempelancar pembangunan ekonomi. Suatu spesialisasi luas ini dibatasi oleh luas
pasar.
Mengenai pandangan penduduk sama dengan Ricardo yaitu penduduk akan
semakin meningkat terus, luas tanah tetap sehingga berlaku hukum hasil lebih
yang semakin berkurang yang selanjutnya mengakibatkan keadaan statinary state.
Sumbangan yang penting dari Mill dalam pembangunan ekonomi ini adalah mengenai
faktor-faktor non ekonomi yang tidak sedikit peranannya dalam pembangunan
ekonomi. Faktor-faktor non ekonomi tersebut antara lain :
1.
Kepercayaan masyarakat.
2.
Kebiasan-kebiasaan berpikir
masyarakat.
3.
Adat istiadat.
4.
Corak institusi-institusi
dalam masyarakat.
Mill berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut
merupakan faktor-faktor yang penting yang menyebabkan ketiadaan pembangunan
ekonomi di Asia. Di samping itu tingkat pengetahuan masyarakat akan
mempengaruhi pembangunan ekonomi, sebab tingkat pengetahuan ini akan menentukan
tingkat kemajuan industri yang dapat dicapai.
Mill menganggap pembangunan ekonomi
sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja dan modal. Peningkatan kesejahteraan
hanya mungkin bila tanah dan modal mampu meningkatkan produksi lebih cepat
dibandingkan angkatan kerja.
Pengendalian pertambahan
penduduk
Mill percaya pada teori yang dikemukakan oleh Malthus, bahwa
pembatasan penduduk merupakan hal yang penting untuk memperbaiki kondisi kelas
pekerja sehingga mereka dapat menikmati hasil kemajuan teknologi dan akumulasi
modal.
Menurut Mill, laju akumulasi modal tergantung pada 2 hal, yaitu :
Jumlah dana yang dapat menghasilkan tabungan dan Kuatnya kecenderungan untuk
menabung. Modal adalah hasil dari tabungan dan tabungan berasal dari
penghematan konsumsi saat ini demi kepentingan konsumsi di masa yang akan
dating.
Menurut Mill pembangunan ekonomi tergantung pada dua hal, yaitu :
1.
Perbaikan dalam tingkat
pengetahuan masyarakat, dan
2.
Perbaikan untuk menghapus
penghambat-penghambat dalam pembangunan ekonomi
yang diciptakan oleh manusia.
Oleh
karena itu Mill menekankan pada pentingnya pendidikan ini sebab dengan
pendidikan dapat mempertinggi pengetahuan tehnis masyarakat dan mempertinggi
pengetahuan umum masyarakat, pendidikan dapat juga menciptakan
pandangan-pandangan dan kebiasaan yang lebih modern.
PENILAIAN
1.
Keadaan stasioner bukan suatu realitas.
2.
Pikiran yang salah mengenai cadangan upah.
3.
Teori Malthus salah.
4.
Hukum mengenai hasil yang semakin berkurang tidak
berlaku.
5.
Laissez-faire bukan suatu kebijaksanaan
praktis.
Mill setuju dengan kebijaksanaan
liberal dalam urusan ekonomi. Walaupun begitu, kebijaksanaan tersebut tidak
praktis. Kenyataannya, tidak ada perekonomian yang dapat berfungsi jika
didalamnya terdapat persaingan sempurna.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori Smith
memberikan sumbangan yang besar dalam menunjukkan, bagaimana pertumbuhan ekonomi terjadi dan
faktor-faktor serta kebijaksanaan apa yang menghambatnya,
Khusus dalam kaitannya dengan petani,
pedagang, dan produsen, ia menunjukkan betapa arti penting menabung
dan memupuk modal serta pentingnya proses pertumbuhan yang berimbang.
Sama halnya dengan teori klasik lainya, Robert Malthus, David Ricardo dan John
Stuart Mill.
Asas pengaturan kehidupan
perekomonian didasarkan pada mekanisme pasar. Teori harga merupakan bagian sentral
dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses produksi dan pembagian
pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan dengan melalui mekanisme
permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu keseimbangan
(ekuilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang didasarkan atas milik
perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perongan. Ruang lingkup pemikiran
ekonomi klasik meliputi pendekatan alamiah, mengkritik pemikiran ekonomi
sebelumnya dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan
bangsa.
Saran
Adapun saran dari makalah ini adalah
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah saya selanjutnya
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chalmers, A.F. 1983. Apa Itu Yang Dinamakan Ilmu ?:
Suatu penilaian tentang watak dan status ilmu serta metodenya. Hasta Mitra.
Jakarta.
Susilowati Dwi. 2011. Bahan ekonomi
Pembangunan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
www.google.com/Pemikir Ekonomi Klasik. 2 Maret 2010
Slots Provider | DRMCD
BalasHapus› › › Gaming Industry 강원도 출장안마 › › Gaming Industry Slots Provider, Joker 청주 출장샵 Slots, 777 Slots.com is 청주 출장안마 a company based in Gibraltar, offering 안성 출장샵 slots for hire on the iGaming 인천광역 출장마사지 Industry.